Sapa, awal tanpa rasa
Simpatik pun semu saat menatap
Hati sungkan mendekat
Celoteh ringan namun menusuk sangat
Seperti enggan bersikap
Namun, sapa itu lambat laun menjadi akrab
Semakin hari ucapan terasa hangat
Tak ingin memudar, bahkan semakin dekat
Untaian tawa menghias rona wajah
Candaan melebur semua cela
Seakan ucapan awal yang menusuk
tertutup tanpa noda...
Matahari naik, ku tergesa
Resah, marah kian berlomba
Ku selalu disadarkan pada keadaan yang sama
Disaat tak peduli orang lain berada
Terima kasih atas sapa
Bahkan sindiran serta teguran kuterima
Namun, semua untuk berubah
Menjadi manusia yang sabar dan berjiwa